Bagi mereka yang telah kehilangan, bukan hal mudah untuk menerima kenyataan bahwa yang tampak oleh mata kini beralih tanpa diminta.
Bagiku, merelakan adalah sebuah penerimaan atas singgungan perasaan. Memahami dalam hening jika perasaan dua insan tak lagi sedekat bibir dan kening.
Mengapa merelakan menjadi bukti sebuah penerimaan?
Aku masih memikirkanmu menjelang tidur. Menaruh harapan jika tumpukan ceritaku akan kaudengar sebelum nafasmu kembali teratur. Lalu meminta Tuhan mengembalikan kenyamanan yang pernah menjadi pelipur.
Apa yang harus kurelakan ketika sosokmu yang selalu kuinginkan?
Kemarilah, dengarlah ceritaku, kan kuceritakan jika aku tak lagi pandai mengeluh.
Bukankah itu yang kau mau?
Memintaku lebih banyak bersyukur tanpa harus menghitung dan mengukur.
Ajari aku untuk rela, membenahi retak yang tak lagi sepetak, menggarisbawahi cerita yang sulit dicerna otak, serta menutup malam tanpa tangis terisak.
Aku lelah, ternyata merelakan tak semudah mengucap setia, menemani sampai tua untuk sebuah bahagia.
Tuhan, tolong relakan hatiku menerima garis takdir-Mu.
Kuatkan aku menjadi perempuan yang Engkau mau. Perkenankan aku menjadi pribadi yang kembali utuh. Menebus semua kesalahan di masa lalu untuk awal yang tak lagi dianggap keliru.
Tuhan, bukan penyesalan yang kumau, tapi kerelaan hatiku melepasnya menjauh. Melihatnya bahagia tanpa perih yang tiba-tiba menyergap. Memandang cermin tanpa takut mataku sembab.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Merelakan
Bagi mereka yang telah kehilangan, bukan hal mudah untuk menerima kenyataan bahwa yang tampak oleh mata kini beralih tanpa diminta. Bagiku,...
-
Bagi mereka yang telah kehilangan, bukan hal mudah untuk menerima kenyataan bahwa yang tampak oleh mata kini beralih tanpa diminta. Bagiku,...
-
Banyak hal diawali dengan baik tapi tidak semua hal diakhiri dengan baik. Ini cerita kita yang tak mampu merawat cinta kemudian timbul luka...
-
Aku sering menolak ingat perihal perpisahan. Sebuah kenyataan yang akan membawa kita menuju akhir sebuah pertemuan. Aku menyadari betapa i...
Paragraf terakhir yang membuat sekujur tubuh ini lunglai membacanya
BalasHapushihi terima kasih sudah mampir💗
HapusDan terima kasih telah membuat tulisan yang mewakilkan semua wanita diluar sana
BalasHapussama-sama. semoga kita selalu kuat, aamiin.
HapusSelalu seindah dan sepilu biasanya.. semangat berkarya ay ❤
BalasHapusAamiin, terima kasih💗
HapusSelalu menyentuh.......
BalasHapusKu tunggu karya selanjutnya
Terima kasih💗
HapusMashaAllah yu,setiap karyamu related bgt sm kisahku 😠❤
BalasHapussemangat terus ya lia❤️
Hapus