Jumat, 03 April 2020

Kehilangan

Belum rampung seluruh kebahagiaan, rumpang lagi karena kehilangan. Belum selesai mengeratkan genggaman, harus usai di tengah jalan.
Aku tau kita salah, aku tau kita takkan saling tega. Tapi aku selalu mau yang terbaik untuk kita, meski tak mungkin untuk saling berjabat selamanya.

Malam itu, kenyataan pahit harus kutelan mentah-mentah, awal dari hilang yang sesungguhnya. 
Malam itu, hidungku tersumbat, demamku semakin hebat, dan kamu yang tak lagi bisa kupeluk erat.

Aku kehilanganmu,
ketika seharusnya aku mampu untuk tak melepas tautan jemarimu.
Kita selesai, pada bab yang seharusnya tak saling abai.

Aku dan seluruh kekuatanku untuk mempertahankan kita, habis lenyap dilibas realita bahwa 'kita' bukan lagi satu makna.
Aku dan seluruh keinginanku untuk mempertahankan kita, hancur lebur tak berbentuk oleh waktu yang tak lagi mampu ditemui makhluk.

Bagaimana bila dipaksa mengakhiri kala masih mencintai? 
Aku tak ingin egois, memintamu bertahan untuk penantian tanpa dambaan. Aku pun tak ingin semakin dalam menancapkan duri pada hati yang tak ingin disinggahi.

Semoga dipertemukan dengan yang mampu mengerti dan menggenapi, mencintai tanpa menyakiti, serta mengobati dengan ribuan kasih.
Terima kasih untuk tak pernah menjanjikan kebahagiaan. Terima kasih sempat memilihku menjadi akhir peristirahatan.
Maaf atas kata yang sempat terucap.
Dariku, perempuan yang selalu ingin menetap.

Merelakan

Bagi mereka yang telah kehilangan, bukan hal mudah untuk menerima kenyataan bahwa yang tampak oleh mata kini beralih tanpa diminta. Bagiku,...